BANGKA BARAT

Blog ini merupakan salah satu dari sekian banyak blog yang menulis tentang bangka barat, harapan penulis semakin banyak yang mengulas semakin terbuka jalan untuk mengungkapkan secara detail historisitas daerah-daerah di Bangka Barat. Kabupaten Bangka Barat meliputi lima kecamatan yakni ; MUNTOK, JEBUS, SIMPANG TERITIP, KELAPA, DAN TEMPILANG. Menurut data pemprov Babel 2007, jumlah penduduk di Kab. Bangka Barat jika digolongkan dari kelompok umur penduduk laki-laki dari usia 0-14 berjumlah 21.159 jiwa, usia 15-64 berjumlah 52.578 jiwa, usia 65 ke atas berjumlah 2.305 jiwa, jadi total penduduk laki-laki di Bangka Barat berjumlah 76.042 jiwa. Sedangkan Penduduk Perempuan dari usia 0-14 berjumlah 20.709 jiwa, usia 15-64 berjumlah 47.949 jiwa, usia 65 keatas berjumlah 3. 155 Jiwa, jadi total berjumlah 71.813 jiwa.

Monday, May 25, 2009

KECAMATAN TEMPILANG

Ciri Khas daerah dari Kabupaten Bangka Barat


Terdiri dari 9 Kelurahan / Desa ;
1. TEMPILANG, 2.TANJUNG NIUR, 3. SANGKU, 4. AIR LINTANG, 5.PENYAMPAK, 6.SIMPANG YUL, 7.SINAR SURYA, 8.BUYAN KELUMBI, 9.BENTENG KOTA

salah satu ciri khas dari daerah ini adalah Tradisi Perang Ketupat di Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat

Perang Ketupat merupakan salah satu ritual upacara masyarakat Pantai Pasir Kuning, Tempilang, Bangka Barat. Upacara ini dimaksudkan untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di daratan. Menurut para dukun, makhluk-makhluk halus itu bertabiat baik dan menjadi penjaga Desa Tempilang dari roh-roh jahat. Oleh karena itu, mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan tradisi ini dimulai. Namun, berdasarkan cerita rakyat, tradisi ini sudah ada ketika Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Ada juga yang menyatakan, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak zaman penjajahan Portugis. Yang jelas upacara ini terus digelar secara turun-temurun hingga kini.

Upacara ini memakan waktu selama dua hari. Hari pertama, upacara dimulai pada malam hari dengan menampilkan beberapa tarian tradisional mengiringi sesaji untuk makhluk halus yang diletakkan di atas penimbong atau rumah-rumahan dari kayu menangor. Para dukun kemudian memulai upacara. Hari kedua, upacara Perang Ketupat yang dimulai dengan terlebih dahulu menampilkan tari Serimbang. Dukun laut dan dukun darat bersanding membacakan mantra-mantra di depan ketupat yang berjumlah 40 buah. Setelah itu, ketupat disusun rapi di atas tikar pandan. Pemuda berjumlah 20 pun diatur berdiri berhadap-hadapan. Mereka saling berebut dan saling lempar ketupat. Setelah suasana kacau, salah seorang dukun meniup peluit tanda perang ketupat tahap pertama selesai. Setelah itu dilanjutkan perang ketupat tahap kedua dengan proses yang sama. Upacara Perang Ketupat itu kemudian diakhiri dengan upacara Nganyot Perae (upacara menghanyutkan perahu mainan dari kayu ke laut sebagai tanda mengantar para makhluk halus pulang agar tidak mengganggu masyarakat Tempilang.

Keistimewaan upacara ini tampak pada kemasan acara yang penuh dengan tarian tradisional (tari Campak, tari Serimpang, tari Kedidi, tari Seramo, dan tari Kamei) dan upacara tambahan seperti upacara Penimbongan, Ngancak, dan Nganyot Perae. Dalam upacara ini pengunjung seakan diajak masuk ke alam mistis ketika secara tiba-tiba empat dukun secara bergantian tidak sadar (trance). Dukun yang satu “disadarkan”, dukun satunya lagi tidak sadar hingga semua dukun mengalami trance.

Pelaksanaan Upacara Perang Ketupat ini dipusatkan di Pantai Pasir Kuning, Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Upacara ini dilaksanakan menjelang bulan puasa (Ramadhan).

Jarak dari ibukota Kabupaten Bangka Barat (Mentok) ke lokasi sekitar 36 km. Pengunjung disarankan menggunakan kendaraan pribadi karena kendaraan umum yang menuju desa dan lokasi upacara sangat jarang. Pengunjung juga harus berhati-hati karena banyak sekali jalan berlobang dengan debu-debu yang beterbangan di pinggir jalan jika cuaca panas. Oleh karena jalan yang kurang baik, akses ke lokasi membutuhkan waktu tempuh sekitar 25 menit.Pengunjung tidak ditarik biaya.

Di desa dan sekitar pantai ini, pengunjung juga bisa dengan mudah menemukan penginapan, restoran, dan rumah makan.


Buy Reviews

0 comments:

Post a Comment

BlogCatalog

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP